Daftar Isi
Kata Pngantar
BAB I : PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
B.
Rumusan
Masalah
C.
Tujuan
Penulisan
D.
Metodologi
Penulisan
BAB II. KAJIAN
TEORI
A.
Definisi
Perpustakaan
B.
Dasar
Hukum Perpustakaan
C.
Mengelola Perpustakaan
BAB III.
ANALISIS DESKRIPTIF KUALITATIF
A.
Analisis Konsep
Pengelolaan dan Pengembangan Perpustakaan
B.
Konsep
Pengelolaan dan Pengembangan Perpustakaan
BAB IV.PENUTUP
A.
Kesimpulan
Daftar Pustaka
PENGANTAR
Alhamdulillah,
segala puji hanya milik Allah Swt., hanya kepada-Nya kita menyembah dan hanya
kepada-Nya kita memohon pertolongan dan perlindungan. Shalawat dan salam semoga
senantiasa terlimpahkan kepada Nabi Muhammad Saw., keluarga, Shahabat, tabi’in,
dan tabi’uttabi’in, serta para pengikutnya tsiqah mengikuti jejaknya.
Perpustakaan
merupakan bagian yang terpenting di lingkungan sekolah, juga di
masyarakat pada umumnya.Maka dari ini pada kesempatan ini kami mencoba
melakakukan evaluasi seputar program pengelolaan perpuatakaan, semoga dengan
ini diharapkan kita dapat memaksimalkan fungsi perpustakaan dengan
sebaik-baiknya.Setelah menela’ah beberapa literatur terkait dengan Evaluasi
Program Pendidikan, penulis mencoba mengangkat tema tentang Evaluasi
Pengelolaan Perpustakaan, tema ini kami anggap penting mengingat sangat pentingnya
sebuah pengambilan keputusan, saran dan kritik yang membangun sangat kami
harapkan.
Terima
kasih kepada Dosen Pembimbing, Prof. Dr. Abdul Madjid Latief, MM.,M.Pd. atas bimbingannya,
semoga Allah memanjangkan usia kita dalam kebaikan.
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Perpustakaan adalah unit yang berada dibawah naungan suatu lembaga atau badan
yang bertugas mengelola koleksi, memberi layanan, pengelolaan sarana dan
prasarana, kerjasama jaringan dan melaksanakan administrasi bagi kepentingan
lembaga induknya khususnya dan masyarakat pada umumnya.
Perpustakaan bertugas mengelola koleksi perpustakaan. Pengelolaan koleksi
dimulai dengan pengembangan koleksi diturunkan dari tujuan dan program lembaga
induknya yang disesuaikan dengan keperluan pengguna dalam lembaga iunduknya. Pembinaan dan pengembangan koleksi
memperhatikan keseimbangan program kegiatan lembaga induknya dengan kebutuhan
pengguna perpustakaan.
Pemilihan bahan perpustakaan juga menentukan jenis dan media bahan
perpustakaan yang perlu dimiliki. Pengembangan koleksi dapat diperoleh melalui
pembelian, hadiah, atau tukar menukar terbitan antar lembaga lainnya.
Pada dasarnya, pengembangan koleksi perpustakaan menjadi tanggung jawab
pustakawan, yang dilakukannya dengan menggunakan berbagai alat bantu seperti
katalog penerbit, tinjauan pustaka dalam majalah ilmiah dan sejenisnya, dan
sumber-sumber lain dari internet. Dalam mengembangkan koleksi perpustakaan,
pustakawan dibantu oleh team ahli dan pengguna perpustakaan lainnya.
Koleksi perpustakaan harus lengkap dalam arti memadai besarnya dan beragam
subjeknya agar dapat menunjang tujuan dan program lembaga induknya. Besarnya
koleksi ditentukan oleh berbagai faktor seperti jumlah program kegiatan lembaga
induk.
Selain itu, jumlah pengguna harus
pula dipertimbangkan untuk menghitung jumlah eksemplar setiap judul.
Jumlah eksemplar ini perlu dibatasi agar jangan menghabiskan terlalu banyak
dana yang terbatas jumlahnya, yang sebaiknya digunakan untuk membeli judul
lain. Selain mempertimbangkan
kepentingan program lembaga induknya.
Koleksi perpustakaan perguruan tinggi harus memberikan kesempatan kepada
pengguna untuk mengembangkan dirinya
sesuai dengan bakat dan cita-citanya.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka kami merumuskan penulisan
makalah ini ke dalam dua pertanyaan berikut ini:
1.
Apa
yang dimaksud dengan evaluasi program perpustakaan?
2.
Bagaimana
konsep pengelolaan perpustakaan yang ideal?
C.
Tujuan Penulisan
Penulisan makalah ini bertujuan:
1.
Memahami
dengan baik program perpustakaan
2.
Memahami
dengan baik konsep pengelolaan perpustakaan yang ideal
3.
Menambah
Khazanah keilmuan
4.
Memenuhi
tugas Evaluasi Program Pendidikan
D.
Metodologi Penulisan
Metodologi penulisan makalah ini
adalah research library yang saya lakukan dengan menela’ah buku-buku,
artikel, dan jurnal yang berkaitan dengan manajemen keuangan pendidikan,
setelah itu mencoba melakukan penelitian sederhada di lingkungan sekolah.
BAB
II
KAJIAN
TEORI
A.
Definisi Perpustakaan
Dalam bahasa Arab kata perpustakaan yaitu مكتبة , dalam bahasa inggris
kata perpustakaan berarti library. Secara umum pengertian perpustakaan
yaitu Perpustakaan yang berada dibawah naungan suatu badan yang bertugas
mengelola koleksi perpustakaan, memberi layanan, pengelolaan sarana dan
prasarana, kerjasama jaringan dan melaksanakan administrasi perpustakaan bagi
kepentingan lembaga induknya khususnya dan masyarakat pada umumnya.
B. Dasar Hukum
Penyelenggaraan perpustakaan untuk
melaksanakan fungsi-fungsi itu, harus didasari suatu landasan hukum, misalnya
untuk Perpustakaan Perguruan Tinggi, darar hukumnya adalah sebagai berikut:
1.
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional
2.
Surat Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan
Aparatur Negara tentang Jabatan Fungsional Pustakawan dan Angka Kreditnya No.
132/KEP/M.PAN/12/2002
3.
Peraturan
Pemerintah No. 60 Tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi
4.
Peraturan
Pemerintah No. 60 Tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi sebagai Badan Hukum Milik Negara
5.
Keputusan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 234/U/2003 tentang Pedoman Pendirian
Perguruan Tinggi
6.
Surat Edaran Bersama Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan serta Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara, No. 53649/MPK/1988,
No. 15/SE/1988
C. Fungsi Perpustakaan
Fungsi Edukatif
Perpustakaan merupakan sumber belajar para sivitas
akademika. Koleksi perpustakaan yang disediakan adalah koleksi yang mendukung
pencapaian tujuan pembelajaran, pengorganisasian bahan pembelajaran setiap
program studi, koleksi strategi belajar mengajar dan materi pendukung
pelaksanaan evaluasi pembelajaran.
Fungsi Informatif
Perpustakaan merupakan sumber informasi bagi pencari dan
pengguna informasi. Di tengah ledakan informasi (science information
exploition) perpustakaan seyogianya mengelola informasi agar mudah diakses.
dengan pengorganisasian pengelolaan informasi seutuhnya.
Fungsi Riset
Perpustakaan mempersiapkan bahan-bahan primer dan
sekunder yang paling mutahir sebagai bahan untuk melakukan penelitian dan pengkajian ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.
Koleksi pendukung penelitian di perpustakaan perguruan tinggi mutlak dimiliki,
karena tugas perguruan tinggi adalah menghasilkan karya-karya penelitian yang
dapat diaplikasikan untuk kepentingan pembangunan masyarakat dalam berbagai
bidang.
Fungsi Rekreatif
Perpustakaan harus menyediakan koleksi rekreatif yang
bermakna untuk membangun kreatifitas dan
pengembang minat dan daya inovasi pengguna perpustakaan.
Fungsi Administratif
Perpustakaan memfasilitasi informasi mengenai
kebijakan-kebijakan pemerintah yang dihimpun, dikelola, dilestarikan dan
didayagunakan sepenuhnya untuk kepentingan pembangunan dalam berbagai bidang.
Mempersiapkan materi ini berati mempermudah pemberian informasi untuk
pelaksanaan program dan pengembangan implementasi pembangunan masyarakat.
Sebagai pelaksana pengabdian kepada masyarakt, seluruh kebijakan pemerintah
dalam aspek pembangunan baik yang dilaksanakan secara regional maupun nasional,
seharusnya dapat ditelusur,dikaji dan diteliti di perpustakaan.
Fungsi Publikasi
Perpustakaan selayaknya juga membantu
melakukan publikasi karya yang dihasilkan perguruan tingginya.
Fungsi Deposit
Perpustakaan menjadi pusat deposit untuk
seluruh karya yang dihasilkan oleh perguruan tingginya.
Fungsi Interpretasi
Perpustakaan sudah seharusnya melakukan kajian
terhadap sumber-sumber informasi yang dimilikinya untuk membantu pengguna dalam
melakukan dharmanya.
D.
Mengelola Perpustakaan
1. Tugas Perpustakaan
§ Mengelola koleksi perpustakaan,
§ Memberi layanan,
§ Mengelola sarana dan prasarana,
§ Membangun kerjasama jaringan, dan
§ Melaksanakan administrasi
Pelayanan teknis adalah pelayanan yang
berkaitan dengan pengembangan koleksi perpustakaan dengan cara pemilihan yang
tepat. Bagian ini juga melakukan pengolahan bahan perpustakaan dengan
melakukan regristasi, menglasifikasi,
mengatalog, dsb. untuk kemudian dapat disimpan dalam rak dan dimanfaatkan oleh
pengguna.
Bagian Pelayanan pengguna pada umumnya terbagi
atas dua bagian, yakni Subbagian layanan sirkulasi dan Subbagian layanan
rujukan. Bagian Pelayanan merupakan bagian yang langsung berhubungan dengan pengguna
dengan tugas melayani peminjaman koleksi, mencarikan informasi, memberikan
konsultasi dsb. Administrasi perpustakaan mengurus masalah kesekretariatan, keuangan, perlengkapan, kepegawaian, dan
kerumahtanggaan. Di beberapa perpustakaan terdapat pula bagian lain seperti
Bagian Multimedia dan Bagian Koleksi
Langka.
Struktur organisasi perpustakaan dapat
berkembang sesuai dengan fungsinya, misalnya
fungsi 1) penelitian dan
pengembangan, 2) pengelolaan koleksi, 3) pelayanan penguna, 4) jaringan kerja
sama dan 5) administrasi perpustakaan.
Bagian-bagian ini dapat berkembang menjadi
beberapa sub-bagian seperti Pelayanan kepada pengguna yang dapat terdiri dari
subbagian layanan sirkulasi dan subbagian layanan rujukan. Untuk efektivitas
dan efisiensi organisasi, maka subbagian-subbagian dapat digabungkan menjadi
satu misalnya a) kesekretariatan, b) keuangan, c) kepegawaian, d) perlengkapan
dan e) kerumahtanggaan menjadi bagian administrasi perpustakaan.
Dalam menyusun organisasi, pimpinan dapat
membentuk Tim Perpustakaan yang terdiri atas wakil pengguna yang mewakili kelompok tertentu dan
keahlian tertentu; dan diangkat untuk kurun waktu tertentu. Tugas tim ini
adalah 1) membantu pustakawan dalam menerjemahkan program dan kebijakan lembaga
ke dalam kebijakan dan program perpustakaan dan 2) turut “memperjuangkan”
kepentingan perpustakaan kepada pimpinan. Sidang Pustakawan adalah sekelompok
pustakawan berpengalaman yang dibentuk oleh pimpinan yang bertugas untuk
membantu kepala perpustakaan dalam menentukan kebijakan dan memecahkan berbagai
masalah.
Perkembangan teknologi komunikasi dan
informasi memberikan dampak dalam pengelolaan perpustakaan, sehingga muncul
berbagai konsep yang menggambarkan pemanfaatan teknologi tersebut di
perpustakaan seperti perpustakaan terotomasi, sistem perpustakaan digital yang
disebut juga perpustakaan elektronik (digital libary system), e-services,
e-resources, dll. Namun sebenarnya, perpustakaan yang sepenuhnya berbasis
digital dan/atau elektronik secara mutlak belum bisa terjadi pada era informasi
tercanggih sekalipun. Perpustakaan masih tetap akan mengelola koleksi tercetak
disamping koleksi digital. Untuk melihat gambaran perpustakaan pada yang telah
memanfaatkan teknologi informasi dapat dilihat gambar 4 berikut ini:
Sebagai suatu organisasi perpustakaan juga
memerlukan dana. Jumlah dana yang memadai harus disediakan agar perpustakaan
mampu menunjang kegiatan lembaga induknya. Peningkatan jumlah dana di atas
perlu disesuaikan dengan kebutuhan pengembangan perpustakaan.
Efisiensi dana dapat dilakukan dengan berbagai
cara, misalnya, dengan tidak membangun perpustakaan di berbagai lokasi dalam
suatu lembaga sehingga duplikasi koleksi dapat dihindari dan titik layanan
dapat dikurangi. Hal ini berarti efisiensi terhadap sumber daya manusia dan
sumber daya lainnya.
Bentuk efisiensi lain adalah penempatan
terminal komputer di unit-unit lain di dalam lembaga untuk mempermudah pengguna
mengakses informasi yang dipusatkan di perpustakaan. Kerja sama antar
perpustakaan dalam bidang pengembangan koleksi dan pelayanan akan mengurangi
duplikasi pengadaan bahan perpustakaan
di perpustakaan yang menajdi anggota jaringan kerja sama. Kerja sama
perpustakaan dapat pula diselenggarakan dalam pengolahan bahan perpustakaan
seperti pembuatan katalog oleh penyalur buku atau lembaga lainnya di luar
perpustakaan.
Di samping untuk keperluan yang lazim bagi
sebuah lembaga seperti gaji pegawai, bahan habis pakai, perlengkapan kantor dan
pemeliharaan gedung, dana perpustakaan diperlukan untuk mengembangkan koleksi
dan membeli perlengkapan perpustakaan seperti perlengkapan pandang-dengar,
komputer dan rak buku.
Tidak ada rumus yang umum untuk menentukan
berapa dana yang harus dialokasikan untuk perpustakaan, tetapi jumlahnya harus
memadai. Tugas perpustakaan ialah menyusun rencana anggaran setiap tahun, yang
merinci keperluan dana selama tahun anggaran bersangkutan.
Perpustakaan perlu memperhatikan berawal dan
berakhirnya tahun anggaran. Anggaran berawal pada tanggal 1 Januari dan
berakhir pada tanggal 31 Desember. Dana
yang sifatnya tambahan (suplemen) bergantung kepada tahun anggaran pemberi
dana. Dana yang berasal dari berbagai sumber itu hendaknya dimanfaatkan dengan
bijaksana agar jangan terjadi
pembelanjaan yang tumpang-tindih.
2.
Karyawan dan Tugasnya
Selain dana, perpustakaan memiliki karyawan perpustakaan yang
mengelola perpustakaan yang terdiri dari tiga golongan yaitu:
a.
pustakawan
dengan pendidikan kesarjanaan dalam ilmu perpustakaan, dokumentasi dan
informasi atau sarjana bidang lain yang memiliki kompetensi teknis
perpustakaan, dan asisten pustakawan dengan pendidikan ilmu perpustakaan, dokumentasi dan informasi tingkat diploma atau yang sederajat.
b.
tenaga fungsional lain dengan pendidikan
keahlian tingkat perguruan tinggi termasuk pranata komputer , ahli arsip dan
ahli teknologi informasi.
c.
tenaga
administrasi perpustakaan
Adakalanya
perpustakaan merekrut sarjana berbagai bidang ilmu sebagai tenaga ahli subjek
untuk ditempatkan di bagian layanan rujukan atau bagian pengolahan bahan
perpustakaan.
3. Koleksi
Perpustakaan bertugas mengelola koleksi perpustakaan.
Pengelolaan koleksi dimulai dengan pengembangan koleksi diturunkan dari tujuan
dan program lembaga induknya yang disesuaikan dengan keperluan pengguna dalam
lembaga iunduknya. Pembinaan dan pengembangan koleksi memperhatikan keseimbangan program kegiatan
lembaga induknya dengan kebutuhan pengguna perpustakaan.
Pemilihan bahan perpustakaan juga menentukan
jenis dan media bahan perpustakaan yang perlu dimiliki. Pengembangan koleksi
dapat diperoleh melalui pembelian, hadiah, tukar menukar terbitan antar lembaga
lainnya.
Pada dasarnya, pengembangan koleksi
perpustakaan menjadi tanggung jawab pustakawan, yang dilakukannya dengan
menggunakan berbagai alat bantu seperti katalog penerbit, tinjauan pustaka
dalam majalah ilmiah dan sejenisnya , dan sumber-sumber lain dari internet.
Dalam mengembangkan koleksi perpustakaan, pustakawan dibantu oleh tim ahli dan
pengguna perpustakaan lainnya.
Koleksi perpustakaan harus lengkap dalam arti
memadai besarnya dan beragam subjeknya agar dapat menunjang tujuan dan program
lembaga induknya. Besarnya koleksi ditentukan oleh berbagai faktor seperti
jumlah program kegiatan lembaga induk.
Selain itu, jumlah pengguna harus pula dipertimbangkan untuk menghitung jumlah
eksemplar setiap judul. Jumlah eksemplar ini perlu dibatasi agar jangan
menghabiskan terlalu banyak dana yang terbatas jumlahnya, yang sebaiknya
digunakan untuk membeli judul lain.
Selain mempertimbangkan kepentingan program lembaga induknya. Koleksi perpustakaan perguruan tinggi harus
memberikan kesempatan kepada pengguna untuk
mengembangkan dirinya sesuai dengan bakat dan cita-citanya.
Perpustakaan minimal mempunyai
·
Koleksi rujukan yang merupakan tulang punggung
perpustakaan dalam menyediakan informasi yang
akurat. Berbagai bentuk dan jenis informasi seperti data, fakta, dan lain-lain dapat
ditemukan dalam koleksi rujukan. Oleh sebab itu, perpustakaan perlu melengkapi
koleksinya dengan berbagai jenis koleksi
rujukan seperti ensiklopedi umum dan khusus, kamus umum dan khusus, buku
pegangan, direktori, abstrak, indeks, bibliografi, berbagai standar, dan
sebagainya baik dalam bentuk buku maupun non buku.
·
Perpustakaan harus menyediakan bahan untuk
memenuhi tujuan lembaga.
·
Untuk melengkapi informasi yang tidak terdapat
di dalam buku dan buku rujukan, perpustakaan melanggan bermacam-macam terbitan
berkala seperti majalah umum, jurnal, dan surat kabar. Terbitan ini memberikan
informasi mutakhir mengenai keadaan atau kecenderungan perkembangan ilmu dan
pengetahuan.
·
Berbagai terbitan pemerintah seperti lembaran
negara, himpunan peraturan negara, kebijakan, laporan tahunan, pidato resmi,
dsb. Perpustakaan perlu mengantisipasi kebutuhan para penggunanya sehingga
koleksi terbitan pemerintah, baik dari pemerintah pusat, pemerintah daerah,
departemen, non-departemen, maupun lembaga pemerintah lainnya dapat memperoleh
perhatian.
·
Selain terbitan pemerintah, koleksi yang menjadi minat khusus lembaga seperti
budaya daerah, atau bidang khusus lainnya juga perlu diperhatikan. Di
perpustakaan harus tersedia berbagai format bahan yang harus selalu disesuaikan
dengan perubahan program lembaga induk karena masing-masing pustaka tersebut
mengandung informasi yang berbeda pula, terutama bila ditinjau dari tingkat
ketelitian, cakupan isi, maupun kemutakhirannya.
4. Pelayanan
Layanan perpustakaan yang lazim diberikan
kepada pengguna perpustakaan adalah layanan sirkulasi. Selain itu, layanan lain
seperti layanan rujukan, silang layan,
dan pendidikan kepada pengguna juga disediakan oleh perpustakaan. Seluruh
kegiatan layanan perpustakaan dapat dilakukan baik secara manusal maupun
terkomputerisasi.
5. Gedung dan Fasilitas Perpustakaan
Semua kegiatan perpustakaan dilaksanakan di
dalam gedung perpustakaan yang khusus dirancang sesuai dengan fungsi
perpustakaan sehingga berbeda dengan perancangan gedung perkantoran atau gedung
umum lainnya. Keterlibatan pustakawan dalam perancangan gedung perpustakaan
sangat menentukan keberhasilan perancangan yang memenuhi persyaratan sebuah
gedung perpustakaan. Jika dianggap perlu, pustakawan dapat dibantu oleh
konsultan yang berpengalaman dalam perancangan gedung perpustakaan.
Fasilitas perpustakaan adalah perabotan dan
peralatan yang harus ada di perpustakaan. Perabotan adalah perlengkapan fisik
yang diperlukan di dalam ruang perpustakaan sebagai penunjang fungsi
perpustakaan seperti berbagai meja-kursi kerja dan layanan, berbagai rak,
berbagai jenis lemari dan laci, kereta buku, dan lain-lain. Peralatan adalah
perangkat atau benda yang digunakan sebagai daya dukung pekerjaan administrasi
dan pelayanan seperti mesin tik, komputer, printer, scanner, mesin fotokopi, alat baca mikro dan lain-lain.
Keterlibatan pustakawan dan tenaga administrasi sangat menentukan pengadaan
fasilitas perpustakaan ini, sehingga ketersediaan koleksi perpustakaan menjadi
bermakna karena dukungan fasilitas yang dirancang dengan baik.
6. Evaluasi Kinerja Perpustakaan
Evaluasi kinerja merupakan suatu proses umpan balik atas kinerja masa lalu
yang berguna untuk meningkatkan produktifitas. Sebagai suatu proses yang
berkelanjutan, evaluasi kinerja menyediakan informarsi mengenai kinerja dalam
hubungannya terhadap tujuan dan sasaran. Dengan melakukan evaluasi kinerja,
perpustakaan dapat melihat keberhasilan atau kegagalannya. Disamping itu ukuran
tersebut dapat dijadikan bahan untuk evaluasi program perpustakaan.
BAB
III
ANALISIS
DESKRIPTIF KUALITATIF
(Metode
Evalusi)
A. ANALISIS KONSEP DAN PERENCANAAN
PERPUSTAKAAN
Keberadaan perpustakaan yang saat ini menjadi kebutuhan
dunia pendidikan dan konsumen pendidikan merasa sangat diperlukan. Perpustakaan
menjadi lahan yang strategis untuk menumbuhkan dan menarik minat baca peserta
didik maupun masyarakat umum. Perihal dengan keberadaannya yang sangat
dibutuhkan ini maka tidak hanya organisasi sekolah saja sebagai penyelenggara
pendidikan untuk menyediakan sarana tersebut tetapi juga instansi pemerintah
dan lembaga lain yang dapat membuat dan mendirikan dunia baca sendiri atau
perpustakaan demi terpenuhinya kebutuhan baca masyarakat luas.
Disekolah-sekolah telah banyak diresmikan perpustakaan
yang tidak hanya menyediakan buku sebagai ruang baca tetapi juga telah didukung
oleh sarana dan fasilitas yang mengikuti perkembangan teknologi informasi yang
sedang terjadi dewasa ini. Sedangkan untuk sekolah-sekolah yang belum membuat
perpustakaan sebagai ruang baca peserta didik, telah berupaya keras untuk
mewujudkan berdirinya perpustakaan tersebut. Sehingga peserta didik mendapat
kesempatan untuk memiliki dunia ilmu pengetahuan lebih cepat. Dan menghindari
mereka dari pengaruh-pengaruh negatif yang ditimbulkan dari teknologi informasi
yang serba modern saat ini.
Perkembangan perpustakaan di setiap sekolah berbeda-beda
sesuai dengan kondisi sekolah dan kemampuan mereka dalam pengelolaannya. Dapat
dipastikan dengan jaman yang semakin berkembang ini maka pengelolaan
perpustakaan pun haruslah disesuaikan dengan perkembangan yang ada. Pengelolaan
perpustakaan ini juga dapat menjadi nilai jual ketika kita berbicara tentang
sekolah diluar sekolah negeri yang semestinya memiliki daya tarik untuk menarik
minat calon peserta didik untuk menimba ilmu disekolah tersebut.
Penerapan
Sistem Informasi (SI) saat ini telah menyebar hampir di semua bidang tidak
terkecuali di perpustakaan.Perpustakaan sebagai institusi pengelola informasi
merupakan salah satu bidang penerapan Sistem Informasi yang berkembang dengan
pesat. Perkembangan dari penerapan Sistem Informasi bisa kita lihat dari
perkembangan jenis perpustakaan yang selalu berkaitan dengan dengan Sistem
Informasi, diawali dari perpustakaan manual, perpustakaan terautomasi,
perpustakaan digital atau cyber library. Ukuran perkembangan jenis
perpustakaan banyak diukur dari
penerapan Sistem Informasi yang digunakan dan bukan dari skala ukuran lain
seperti besar gedung yang digunakan, jumlah koleksi yang tersedia maupun jumlah
penggunanya. Kebutuhan akan SI
sangat berhubungan dengan peran dari perpustakaan sebagai kekuatan
dalam pelestarian dan penyebaran informasi ilmu pengetahuan dan kebudayaan yang
berkembang seiring dengan menulis, mencetak, mendidik dan kebutuhan manusia
akan informasi. Perpustakaan membagi rata informasi dengan cara
mengidentifikasi, mengumpulkan, mengelola dan menyediakanya untuk umum.
B.
KONSEP DAN PERENCANAAN DALAM PERPUSTAKAAN
Penerapan
Sistem Informasi di perpustakaan dapat
difungsikan dalam berbagai bentuk, antara lain:
1. Penerapan Sistem Informasi digunakan sebagai Sistem Informasi
Manajemen Perpustakaan. Bidang pekerjaan yang dapat diintegrasikan dengan
sistem informasi perpustakaan adalah pengadaan, inventarisasi,
katalogisasi, sirkulasi bahan pustaka,
pengelolaan anggota, statistik dan lain sebagainya. Fungsi ini sering
diistilahkan sebagai bentuk Automasi Perpustakaan.
2. Penerapan Sistem Informasi sebagai sarana untuk menyimpan,
mendapatkan dan menyebarluaskan informasi ilmu pengetahuan dalam format
digital. Bentuk penerapan SI dalam perpustakaan ini sering dikenal dengan
Perpustakaan Digital.
Kedua
fungsi penerapan Sistem Informasi ini dapat terpisah maupun terintegrasi dalam
suatu sistem informasi tergantung dari
kemampuan software yang digunakan, sumber daya manusia dan infrastruktur
peralatan Sistem Informasi yang mendukung keduanya. Dalam makalah ini
selanjutnya akan membahas tentang automasi perpustakaan.
Faktor
Penggerak
- Kemudahan
mendapatkan produk SI
- Harga semakin
terjangkau untuk memperoleh produk SI
- Kemampuan
dari Sistem Informasi
- Tuntutan
layanan masyarakat serba “klick”
Alasan lain
-
Mengefisiensikan dan mempermudah pekerjaan dalam perpustakaan
- Memberikan
layanan yang lebih baik kepada pengguna perpustakaan
- Meningkatkan
citra perpustakaan
- Pengembangan
infrastruktur nasional, regional dan global.
Peranan
Katalog dalam Automasi Perpustakaan
Katalog
adalah keterangan singkat atau wakil dari suatu dokumen.Katalog perpustakaan
elektronik adalah jantung dari sebuah sistem perpustakaan yang terautomasi. Sub
sistem lain seperti OPAC dan sirkulasi berinteraksi dengannya dalam menyediakan
layanan automasi. Sebuah sistem katalog yang dirancang dengan baik merupakan
faktor kunci keberhasilan penerapan automasi perpustakaan.
Cakupan dari
Automasi Perpustakaan
- Pengadaan
koleksi
- Katalogisasi,
inventarisasi
- Sirkulasi,
reserve, inter-library loan
- Pengelolaan
penerbitan berkala
- Penyediaan
katalog (OPAC)
- Pengelolaan
anggota
Bagaimana
mengenai Layanan Referens ?
Layanan
referens tidak termasuk dalam bagian yang terintegrasi dari suatu sistem
automasi perpustakaan, namun yang lebih penting adalah penyediaan Sistem
Informasi yang digunakan dalam layanan referens. Layanan informasi referens
dikembangkan dengan menyediakan koleksi dalam bentuk digital yang dikemas dalam
CD-ROM dan akses informasi ke jaringan luar (LAN, WAN, Internet)
Peran
CD-ROM
Mempercepat
akses informasi multi media baik itu berupa abstrak, indeks, bahan full
text, dalam bentuk digital tanpa
mengadakan hubungan ke jaringan komputer.
Media back-up /
cadangan data perpustakaan dan sarana koleksi referens bagi perpustakaan lain.
Peran
Internet
- Untuk
mengakses infrormasi multimedia dalam resource internet.
- Sarana
telekomunikasi dan distribusi informasi.
- Untuk membuat
homepage, penyebarluasan katalog dan informasi.
Keperluan
Pengguna
Pustakawan
harus dapat melayani keperluan pengguna seperti permintaan akan akses yang
lebih cepat ke informasi yang diperlukan dari dalam maupun luar perpustakaan.
Dengan begitu diharapkan agar para pustakawan mahir dalam penggunaan Sistem
Informasi sehingga mereka dapat membantu pengguna perpustakaan dalam menemukan
informasi yang diperlukan.
Apa
yang harus diketahui dan dikerjakan oleh pustakawan dalam mengautomasikan
perpustakaannya :
- Paham
akan maksud dan ruang lingkup dan unsur
dari AP
- Paham
dan bisa mengapresiasi pentingnya melaksanakan analisis sistem yang menyeluruh
sebelum merencanakan desain sistem
- Paham
akan dan bisa mengapresiasi manfaat analisis sistem dan desain, implementasi,
evaluasi dan maintenance.
- Paham
akan proses evaluasi software sejalan dengan proposal sebelum menentukan sebuah
sistem
- Paham
akan dan bisa mengapresiasi pentingnya pelatihan untuk staf dan keterlibatan
mereka dalam seluruh proses kerja
Unsur-unsur Automasi Perpustakaan
Dalam
sebuah sistem automasi perpustakaan terdapat beberapa unsur atau syarat yang
saling mendukung dan terkait satu dengan lainnya, unsur-unsur atau syarat
tersebut adalah :
1.
Pengguna (users)
Pengguna
merupakan unsur utama dalam sebuah sistem automasi perpustakan.Dalam
pembangunan sistem perpustakaan hendaknya selalu dikembangkan melalui
konsultasi dengan pengguna-penggunanya yang meliputi pustakawan, staf yang
nantinya sebagai operator atau teknisi serta para anggota perpustakaan.Apa misi
organisasi tersebut? Apa kebutuhan informasi mereka ?Seberapa melek komputerkah
mereka? Bagaimana sikap mereka ?Apakah pelatihan dibutuhkan?Itu adalah beberapa
pertanyaan yang harus dijawab dalam mengembangkan sebuah sistem automasi
perpustakaan.Automasi Perpustakaan baru bisa dikatakan baik bila memenuhi
kebutuhan pengguna baik staf maupun anggota perpustakaan.Tujuan daripada sistem
automasi perpustakaan adalah untuk memberikan manfaat kepada pengguna.
Konsultasikan
dengan pengguna untuk menentukan kebutuhan-kebutuhan mereka. Namun perlu
hati-hati terhadap penilaian keliru yang dilakukan oleh pengguna mengenai
kebutuhan dan persepsi tentang apa yang bisa dan tidak bisa dilakukan oleh
suatu sistem komputer .Kebutuhan dapat dirincikan terlalu banyak atau terlalu
sedikit dan kadang-kadang persepsi bisa juga keliru.
Staf
yang bersangkutan harus dilibatkan mulai dari tahap perencanaan dan pelaksanaan
sistem.Masukan dari masing-masing staf harus dikumpulkan untuk menjamin
kerjasama mereka. Tenaga-tenaga inti yang dilatih untuk menjadi operator,
teknisi dan adminsitrator sistem harus diidentifikasikan dan dilatih sesuai
bidang yang akan dioperasikan.
2.
Perangkat Keras (Hardware)
Komputer
adalah sebuah mesin yang dapat menerima dan mengolah data menjadi informasi
secara cepat dan tepat. Pendapat lain mengatakan bahwa komputer hanya sebuah
komponen fisik dari sebuah sistem komputer yang
memerlukan program untuk menjalankannya.
Dari
beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa komputer adalah sebuah alat
dimana kemampuanya sangat tergantung pada manusia yang mengoperasikan dan
software yang digunakan.
Kecenderungan
perkembangan komputer :
-
Ukuran fisik mengecil dengan kemampuan yang lebih besar
-
Harga terjangkau (murah)
-
Kemampuan penyimpanan data berkapasitas tinggi
-
Transfer pengiriman data yang lebih cepat dengan adanya jaringan
Dalam
memilih perangkat keras yang pertama adalah menentukan staf yang bertanggung
jawab atas pemilihan dan evaluasi hardware sebelum transaksi pembelian. Adanya
staf yang bertanggung jawab adalah untuk mengurangi ketergantungan terhadap
pihak lain dan menghindari dampak buruk yang mungkin timbul. Hal lain adalah
adanya dukungan teknis serta garansi produk dari vendor penyedia komputer.
3.
Perangkat Lunak (Software)
Perangkat
lunak diartikan sebagai metode atau prosedur
untuk mengoperasikan komputer agar sesuai dengan permintaan pemakai.
Kecenderungan dari perangkat lunak sekarang mampu diaplikasikan dalam berbagai
sistem operasi, mampu menjalankan lebih dari satu program dalam waktu bersamaan
(multi-tasking), kemampuan mengelola data yang lebih handal, dapat dioperasikan
secara bersama-sama (multi-user).
Untuk
mendapatkan software kini sudah banyak tersedia baik dari luar maupun dalam negeri dengan berbagai
keunggulan yang ditawarkan dan harga yang bervariasi. Di perpustakaan software
yang dikenal antara lain CDS/ISIS, WINISIS yang mudah didapat dan gratis
freeware dari Unesco atau dari beberapa perguruan
tinggi sekarang telah banyak membuat dan mengembangakan sistem
perpustakaannya sendiri seperti SIPUS
2000 di UGM, Sipisis di IPB. Masih banyak lagi perguruan tinggi dan institusi
pengembang software yang mengembangkan SIP dengan kemampuan yang tidak kalah
sip. Sistem Informasi Perpustakaan ini
difungsikan untuk pekerjaan operasional perpustakaan, mulai dari pengadaan,
katalogisasi, inventarisasi, keanggotaan, OPAC, pengelolaan terbitan
berkala, sirkulasi, dan pekerjaan lain
dalam lingkup operasi perpustakaan.
BAB III
KESIMPULAN
Perpustakaan merupakan media yang sangat penting dalam
rangka mendukung dan memenuhi kebutuhan informasi yang sangat berkembang. Yang
kebutuhan ini juga diperlukan oleh peserta didik selaku konsumen dari
pendidikan yang berjalan di Indonesia. Perpustakaan menjadi kebutuhan yang
harus dipenuhi setiap sekolah sebagai tempat dan wadah dalam menuntut ilmu,
namun pemenuhannya sesuai dengan kondisi dan kemampuan sekolah masing-masing.
Keseluruhan komponen yang terdapat dalam perpustakaan juga semakin lama harus
semakin dilengkapi sehingga pemakaian perpustakaan akan maksimal dan memberikan
manfaat yang maksimal juga.
Salah satu cara yang dilakukan untuk pengembangan
perpustakaan adalah dengan memberikan sentuha SI atau yang bisa juga disebut
dengan Sistem Informasi yang cocok ddigunakan dalam dunia perpustakaan. Segala
hal yang menjadi rangkaiannya dilakukan sebaik mungkin tanpa harus
menghilangkan manfaat dan kegunaan perpustakaan itu sendiri, karena
pemberlakuan SI ini akan mampu membantu memudahkan dalam pengelolaan
perpustakaan. Ketika SI ini telah diberlakukan dalam suatu perpustakaan
kemudian hal itu harus dijaga dan dipelihara sehingga manfaat yang baik akan
dirasakan dalam jangka waktu yang lama.
Unsur dan syarat automasi perpustakaan ada
banyak.Biasanya, pustakawan berharap terlalu banyak dari sistem ini dan oleh
karenannya merasa kecewa bilamana sistem tersebut tidak bekerja seperti yang
diharapkan.Untuk memastikan adanya keberhasilan dalam automasi perpustakaan
dibutuhkan kerjasama yang optimal dan berkelanjutan diantara pengguna sehingga
tercipta kepuasan diantara pengguna, suatu penilain mendalam mengenai kebutuhan-kebutuhan
pengguna harus dilakukan sebelum rencana detail untuk automasi dilakukan.Perlu
tersedianya staf (pustakawan, operator, teknisi/administrator) yang
terlatih.Seluruh anggota staf harus mengerti tentang sistem automasi
perpustakaan.
Daftar
Pustaka
http://www.pnri.go.id/;
Perpustakaan Nosional Republik Indonesia
Fakih,
Mansour, 2000. Runtuhnya Teori Pembangunan dan Globalisasi, Yogyakarta:
Insist Press dan Pustaka Pelajar.
Freire,
Paulo, 2000. Pendidikan Kaum Tertindas, alih bahasa Oetomo Dananjaya
dkk. Jakarta: LP3ES.
Joesoef,
Daoed, 2001. “Pembaharuan Pendidikan dan Pikiran”, dalam Sularto ( ed
.). Masyarakat Warga dan Pergulatan Demokrasi: Antara Cita dan Fakta. Jakarta:
Muhadjir, Noeng, 1987. Ilmu Pendidikan dan Perubahan Social:
Suatu Teori Pendidikan. Yogyakarta: Reka Sarasih
Othman,
Ali Issa, 1981. Manusia Menurut al-Ghazali, alih bahasa Johan Smit dkk.
Bandung: Pustaka.
Shane,
Harlod G.1984. Arti Pendidikan bagi Masa Depan. Jakarta: Rajawali Pers.
Suyanto,
2007, “Tantangan Profesionalisme Guru di Era Global”, Pidato Dies
Natalis ke-43 Universitas Negeri Yogyakarta, 21 Mei.