Pages

SIM PENDIDIKAN

Rabu, 26 Oktober 2011

CINTA BUTA


Cinta memang tak pernah usang untuk dibahas. Selalu ada sisi menarik dari cinta. Cinta terkadang manis, tapi juga akan terasa pahit tergantung bagaimana kita mengelola cinta.
Cinta adalah sebuah amalan hati yang akan terwujud dalam amalan lahiriah. Apabila cinta tersebut sesuai dengan apa yang diridhai Allah, maka ia akan menjadi ibadah. Sebaliknya, jika tidak sesuai dengan ridha-Nya, maka akan menjadi perbuatan maksiat. Berarti jelas bahwa cinta adalah ibadah hati yang bila keliru menempatkannya akan menjatuhkan kita ke dalam sesuatu yang dimurkai Allah, itulah hakikat cinta.

Cinta buta
Cinta buta adalah cinta yang tak mengikuti aturan Islam. Ia bebas berbuat apa saja, dimana posisi akal mendominasi dalam pikiran, akal sudah tidak lagi bermakmum pada wahyu.
Ada beberapa kerusakan akibat cinta buta ini, sebagaimana yang diwasiatkan oleh Imam Ibnul Qayyim di dalam bukunya al-Jawâbul Kâfi Liman Saala ’Anid Dawâisy-syâfi menulis sebagai berikut:
1.       Lupa mengingat Allah
Lebih sibuk mengingat makhlukNya, yakni orang yang dicintainya, misalnya. Jika dia lebih kuat mengingat Allah, insya Allah mengingat makhlukNya jadi terkendali. Tapi jika lebih kuat mengingat makhlukNya, maka mengingat Allah akan dikalahkan.
2.      Menyiksa hati
Cinta buta, meski adakalanya dinikmati oleh pelakunya, namun sebenarnya ia merasakan ketersiksaan hati yang paling berat. Capek deh!
3.       Hatinya tertawan dan terhina
Ya, hatinya akan tertawan dengan orang yang dicintainya. Namun, karena ia mabuk cinta, maka ia tidak merasakan musibah yang menimpa. So, ati-ati deh kalo jatuh cinta. Jangan sampe hati kita tertawan dengannya, hingga lupa segalanya.
4.      Melupakan agama
Tak ada orang yang paling menyia-nyiakan agama dan dunia melebihi orang yang sedang dirundung cinta buta. Ia menyia-nyiakan maslahat agamanya karena hatinya lalai untuk beribadah kepada Allah. Kalo ada teman kita ketika jatuh cinta tuh sampe nggak sholat, nggak sekolah, dan nggak belajar, karena cuma mikirin dia, maka itu udah dibilang cinta buta. Jadi, kita kudu ingatkan dia supaya jangan keterusan begitu.








5.      Mengundang bahaya
Bahaya-bahaya dunia dan akhirat lebih cepat menimpa kepada orang yang dirundung cinta buta melebihi kecepatan api membakar kayu kering. Ketika hati berdekatan dengan orang yang dicintainya secara buta itu, ia akan menjauh dari Allah. Jika hati jauh dari Allah, semua jenis marabahaya akan mengancamnya dari segala sisi karena setan menguasainya. Jika setan telah menguasainya, maka mana ada musuh yang senang lawannya senang? Semua musuh ingin musuhnya dalam bahaya.
Duh, jangan sampe kejadian. Cukup fakta-fakta soal perzinahan dan penularan penyakit seksual itu menjadi perhatian bagi kita untuk nggak melakukan hal yang sama. Setuju kan?
6.       Setan akan menguasai
Jika kekuatan setan menguasai seseorang, ia akan merusak akalnya dan memberikan rasa waswas. Bahkan, mungkin tak ada bedanya dengan orgil alias orang gila. Mereka nggak menggunakan akalnya secara layak. Padahal yang paling berharga bagi manusia adalah akalnya yang membedakan ia dengan binatang. So, nggak heran dong kalo banyak yang kejerumus berbuat maksiat karena mikirnya instan banget. Cuma kepikiran enak aja menurut hawa nafsunya. Nggak mikir jauh ke depan: soal dosa dan akibat dosa tersebut.
7.      Mengurangi kepekaan
Cinta buta akan merusak indera atau mengurangi kepekaannya, baik indera suriya (konkret) maupun indera maknawi (abstrak). Kerusakan indera maknawi mengikuti rusaknya hati, sebab jika hati telah rusak, maka organ pengindera lain, seperti mata, lisan, telinga, juga turut rusak. Artinya, ia akan melihat yang buruk pada diri orang yang dicintainya secara buta itu sebagai sebuah kebaikan dan juga sebaliknya.
Sobat muda muslim, inilah beberapa mafsadat alias kerusakan akibat cinta buta. Cinta buta adalah seseorang yang mencintai secara berlebihan, sehingga orang yang dicintainya sudah pada level menguasai dan mengendalikannya. Seperti kata pepatah, cinta buta itu awalnya ringan dan manis, pertenga-hannya sedih, kesibukan, dan sakitnya hati, dan pada titik akhirnya adalah kebinasaan dan kematian, jika tidak diselamatkan oleh Allah Swt.
Menurut Imam Ibnu Al-Jauzi, ”kecintaan, kasih sayang dan ketertarikan terhadap sesuatu yang indah dan memiliki kecocokan tidaklah merupakan hal yang tercela serta tak perlu dibuang. Namun, cinta yang melewati batas ketertarikan dan kecintaan, maka ia akan menguasai akal dan membelokkan pemiliknya kepada hal yang tidak sesuai dengan hikmah yang sesungguhnya, hal seperti inilah yang tercela.”
Tak ada salahnya kita tertarik atau suka dengan lawan jenis asalkan kita mampu membentengi hati kita dengan tazkiyatun nufs yakni membersihkan jiwa dari penyakit hati agar ketika kita tertimpa sesuatu seperti cinta ditolak kita tak akan mudah jatuh. Allah berfirm,an: "Sungguh beruntung orang yang membersihkan diri (dengan beriman), dan dia ingat (menyebut) nama Rabbnya, lalu dia shalat." (QS. al-A’la [87] : 14-15)                             
                                    wallâhul musta’ân    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar